/ Jun 01, 2025
Trending
INILAHCOM, Oregon – Enam dari karnivora besar dunia telah kehilangan 90 persen dari wilayah jelajah mereka, demikian menurut sebuah analisis baru.
Serigala Ethiopia, serigala merah, singa, anjing liar Afrika dan cheetah semakin tersingkir dari wilayah mereka karena permukiman manusia dan pertanian.
Mengembalikan hewan karnivora di wilayah-wilayah tempat mereka dulunya menjelajah adalah hal penting dalam pelestarian, menurut para ilmuwan. Dan ini berarti manusia harus bersedia untuk berbagi lahan dengan serigala.
Penelitian yang diterbitkan oleh Royal Society Open Science dilakukan oleh Christopher Wolf dan William Ripple dari Oregon State University, AS.
Mereka memetakan wilayah jangkauan dari 25 hewan karnivora besar menggunakan data Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Data ini kemudian dibandingkan dengan peta historik dari 500 tahun lalu.
“Penelitian menunjukkan penyempitan jangkauan hewan karnivora besar adalah masalah dunia,” kata Christopher Wolf seperti dilansir BBC.
“Dari 25 hewan karnivor besar yang kami teliti, 60 persen (15 spesies) telah kehilangan lebih dari separuh wilayah jelajah mereka,” dia menambahkan.
Menurut Wolf, hal ini mempunya arti yang sangat penting untuk mengembalikan hewan karnivora besar ke area mereka yang hilang, baik untuk pelestarian mereka atau untuk mempromosikan pentingnya eksistensi mereka untuk dampak lingkungan.
“Ini sangat tergantung pada toleransi manusia terhadap hewan karnivora besar, penentu utama sukses atau tidaknya proses pengembalian tersebut,” ucapnya.
Para peneliti mengatakan bahwa proses pengembalian tersebut akan sukses di area dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah, serta peternakan dan pertanian yang terbatas.
Selain itu, daerah dengan kawasan terlindungi yang besar serta perilaku manusia yang mendukung terhadap karnivora juga akan membantu program tersebut.
“Meningkatkan toleransi manusia terhadap hewan karnivora besar adalah cara terbaik untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan,” kata salah satu peneliti, William Ripple.
Jika kebijakannya mendukung, maka hewan karnivora besar akan secara alami kembali ke daerah wilayah jelajah mereka.
Ini mulai terjadi di beberapa wilayah Eropa yang memiliki beruang cokelat, lynx, dan serigala abu-abu.
Lynx Eurasia dan serigala abu-abu termasuk karnivora yang mengalami penyempitan wilayah paling kecil. Sementara dingo dan beberapa jenis hyena juga bernasib cukup baik, jika dibandingkan dengan singa dan harimau.
INILAHCOM, Oregon – Enam dari karnivora besar dunia telah kehilangan 90 persen dari wilayah jelajah mereka, demikian menurut sebuah analisis baru.
Serigala Ethiopia, serigala merah, singa, anjing liar Afrika dan cheetah semakin tersingkir dari wilayah mereka karena permukiman manusia dan pertanian.
Mengembalikan hewan karnivora di wilayah-wilayah tempat mereka dulunya menjelajah adalah hal penting dalam pelestarian, menurut para ilmuwan. Dan ini berarti manusia harus bersedia untuk berbagi lahan dengan serigala.
Penelitian yang diterbitkan oleh Royal Society Open Science dilakukan oleh Christopher Wolf dan William Ripple dari Oregon State University, AS.
Mereka memetakan wilayah jangkauan dari 25 hewan karnivora besar menggunakan data Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Data ini kemudian dibandingkan dengan peta historik dari 500 tahun lalu.
“Penelitian menunjukkan penyempitan jangkauan hewan karnivora besar adalah masalah dunia,” kata Christopher Wolf seperti dilansir BBC.
“Dari 25 hewan karnivor besar yang kami teliti, 60 persen (15 spesies) telah kehilangan lebih dari separuh wilayah jelajah mereka,” dia menambahkan.
Menurut Wolf, hal ini mempunya arti yang sangat penting untuk mengembalikan hewan karnivora besar ke area mereka yang hilang, baik untuk pelestarian mereka atau untuk mempromosikan pentingnya eksistensi mereka untuk dampak lingkungan.
“Ini sangat tergantung pada toleransi manusia terhadap hewan karnivora besar, penentu utama sukses atau tidaknya proses pengembalian tersebut,” ucapnya.
Para peneliti mengatakan bahwa proses pengembalian tersebut akan sukses di area dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah, serta peternakan dan pertanian yang terbatas.
Selain itu, daerah dengan kawasan terlindungi yang besar serta perilaku manusia yang mendukung terhadap karnivora juga akan membantu program tersebut.
“Meningkatkan toleransi manusia terhadap hewan karnivora besar adalah cara terbaik untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan,” kata salah satu peneliti, William Ripple.
Jika kebijakannya mendukung, maka hewan karnivora besar akan secara alami kembali ke daerah wilayah jelajah mereka.
Ini mulai terjadi di beberapa wilayah Eropa yang memiliki beruang cokelat, lynx, dan serigala abu-abu.
Lynx Eurasia dan serigala abu-abu termasuk karnivora yang mengalami penyempitan wilayah paling kecil. Sementara dingo dan beberapa jenis hyena juga bernasib cukup baik, jika dibandingkan dengan singa dan harimau.
It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.
It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.
The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making
The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.
Sang Pembelajar
It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution
Copyright BlazeThemes. 2023