Jenderal & Politikus Terlibat Perdagangan Manusia

INILAHCOM, Bangkok – Letnan Jenderal Manas Kongpaen dan belasan tersangka lain dinyatakan bersalah karena terlibat perdagangan manusia oleh pengadilan negeri Bangkok, Thailand.

Associated Press mengabarkan Rabu (19/7/2017), Letjen Manas Kongpaen terbukti menerima suap dan terlibat komplotan perdagangan manusia warga Myanmar dan Bangladesh. Posisinya sebagai pejabat tinggi yang mengawasi penyelundupan manusia, ternyata disalahgunakan, sehingga Manas Kongpaen menerima hukuman dua kali lipat. Salah seorang pentolan bernama Pajjuban Aungkachotephan, yang dikenal sebagai pengusaha terkenal dan tokoh politik, juga dinyatakan bersalah. Mereka akan divonis pekan depan.

Di akhir proses pengadilan, hakim menyerahkan 70 keputusan terhadap 103 tersangka penyelundup manusia – termasuk Letjen Manas Kongpaen – yang ditangkap sejak 2015 lalu. Pihak berwajib menahan ratusan tersangka, setelah 36 jasad manusia ditemukan di sebuah lubang di salah satu lokasi penampungan imigran Bangladesh dan Myanmar. Selain itu, banyak pula ditemukan kerangka manusia di kawasan teritorial Malaysia.

Para imigran Myanmar dan Bangladesh itu berniat menyeberang ke Malaysia. Banyak di antaranya yang hanya sampai di Thailand dan memberi uang pelicin bagi komplotan pedagang manusia, agar bisa bertahan tanpa terusik petugas imigrasi setempat. Kasus ini menarik perhatian dunia, setelah Mayor Jenderal Paween Pongsirin, kepala penyelidik polisi Thailand terbang ke Australia karena jiwanya terancam oleh komplotan yang hendak menghabisinya.

“Keputusan yang dikeluarkan pengadilan hari ini, merupakan langkah besar Thailand guna memerangi perdagangan manusia,” tutur Sunai Phasuk, seorang periset dari Human Rights Watch. “Dengan tertangkapnya seorang jenderal senior, politikus dan taipan serta pengusaha, memberi kesan bahwa tidak seorang pun yang berada di atas hukum,” lanjut Sunai Phasuk.

INILAHCOM, Bangkok – Letnan Jenderal Manas Kongpaen dan belasan tersangka lain dinyatakan bersalah karena terlibat perdagangan manusia oleh pengadilan negeri Bangkok, Thailand.

Associated Press mengabarkan Rabu (19/7/2017), Letjen Manas Kongpaen terbukti menerima suap dan terlibat komplotan perdagangan manusia warga Myanmar dan Bangladesh. Posisinya sebagai pejabat tinggi yang mengawasi penyelundupan manusia, ternyata disalahgunakan, sehingga Manas Kongpaen menerima hukuman dua kali lipat. Salah seorang pentolan bernama Pajjuban Aungkachotephan, yang dikenal sebagai pengusaha terkenal dan tokoh politik, juga dinyatakan bersalah. Mereka akan divonis pekan depan.

Di akhir proses pengadilan, hakim menyerahkan 70 keputusan terhadap 103 tersangka penyelundup manusia – termasuk Letjen Manas Kongpaen – yang ditangkap sejak 2015 lalu. Pihak berwajib menahan ratusan tersangka, setelah 36 jasad manusia ditemukan di sebuah lubang di salah satu lokasi penampungan imigran Bangladesh dan Myanmar. Selain itu, banyak pula ditemukan kerangka manusia di kawasan teritorial Malaysia.

Para imigran Myanmar dan Bangladesh itu berniat menyeberang ke Malaysia. Banyak di antaranya yang hanya sampai di Thailand dan memberi uang pelicin bagi komplotan pedagang manusia, agar bisa bertahan tanpa terusik petugas imigrasi setempat. Kasus ini menarik perhatian dunia, setelah Mayor Jenderal Paween Pongsirin, kepala penyelidik polisi Thailand terbang ke Australia karena jiwanya terancam oleh komplotan yang hendak menghabisinya.

“Keputusan yang dikeluarkan pengadilan hari ini, merupakan langkah besar Thailand guna memerangi perdagangan manusia,” tutur Sunai Phasuk, seorang periset dari Human Rights Watch. “Dengan tertangkapnya seorang jenderal senior, politikus dan taipan serta pengusaha, memberi kesan bahwa tidak seorang pun yang berada di atas hukum,” lanjut Sunai Phasuk.

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.

The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making

The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.

Fajar Nur Zaman

Sang Pembelajar

RECENT POSTS

CATEGORIES

SUBSCRIBE US

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution

Copyright BlazeThemes. 2023

Update cookies preferences