Mengenal Cyberbullying dan 6 Cara Menghadapinya

Mengenal Cyberbullying dan 6 Cara Menghadapinya

Perundungan atau bullying bisa terjadi di mana saja, salah satunya di media sosial. Perundungan yang terjadi di media sosial dikenal juga cyberbullying.

Menurut UNICEF, cyberbullying adalah penindasan berulang menggunakan teknologi digital, dapat terjadi di media sosial, platform chatting, aplikasi game dan platform dunia maya lainnya. Perundungan ini bertujuan mengganggu, merendahkan, membuat marah, menakuti atau mempermalukan targetnya.

Perkembangan teknologi membuat cyberbullying makin marak. Tak sedikit, korbannya merupakan anak-anak yang seringkali luput dari penjagaan.

Nah, berikut ini enam cara menghadapi cyberbullying dikutip dari akun Instagram @ditsmp.kemendikdasmen:

6 cara menghadapi cyberbullying

1. Berani melapor

Jangan takut melapor ke pihak berwenang, seperti guru, orang tua, atau administrator platform online yang menjadi tempat intimidasi terjadi. Dengan bercerita kepada orang lain yang dipercaya, mereka dapat membantu mengatasi masalah dan melindungi dari ancaman cyberbullying.

2. Jangan merespons balik

Jika mendapatkan komentar jahat atau pesan teks yang tidak pantas, jangan meresponnya dengan cara yang sama. Hal ini hanya akan memperburuk situasi dan memberikan kepuasan pada pelaku. Sebaiknya kelola dahulu pikiran dan perasaan yang dialami sehingga dapat mengambil langkah yang tepat untuk menuju solusi.

3. Blokir dan batasi kontak

Jika seseorang terus-menerus mengganggu kita di dunia maya, gunakan fitur yang tersedia di aplikasi tersebut seperti blokir, report (laporkan) atau mute (senyapkan). Fitur ini dapat membantu untuk memblokir atau membatasi kontak dan interaksi dengan pelaku cyberbullying. Dengan melakukannya akan mengurangi kemungkinan mendapatkan lebih banyak pesan atau serangan dari mereka.

4. Simpan bukti

Jika kita menjadi korban cyberbullying, sangat penting untuk menyimpan bukti ancaman atau pelecehan yang terjadi. Lakukan tangkapan layar pesan atau bukti komentar yang tidak pantas, lalu simpan sebagai bukti saat diperlukan ketika melaporkannya ke pihak yang berwenang.

5. Lindungi informasi pribadi

Pastikan untuk menjaga informasi pribadi tetap aman dan tidak terlihat oleh orang yang tidak dikenal. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi-potensi bahaya cyberbullying lebih lanjut. Hindari berbagai informasi seperti alamat, nomor telepon, atau informasi sensitif lainnya saat bermain sosial media atau di platform online terbuka lainnya.

6. Tingkatkan kesadaran

Berbagi pengalaman, saling mengedukasi dan mengingatkan seperti mengikuti kampanye kesadaran tentang cyberbullying dapat membantu menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan ramah.

Gunakanlah sosial media dengan bijak dan jauhi potensi-potensi lingkungan sosial media yang berbahaya. Pelajari dan sebarkan cara ini agar dapat melindungi keselamatan bermain sosial media untuk diri sendiri dan orang lain.

Mengenal Cyberbullying dan 6 Cara Menghadapinya

Perundungan atau bullying bisa terjadi di mana saja, salah satunya di media sosial. Perundungan yang terjadi di media sosial dikenal juga cyberbullying.

Menurut UNICEF, cyberbullying adalah penindasan berulang menggunakan teknologi digital, dapat terjadi di media sosial, platform chatting, aplikasi game dan platform dunia maya lainnya. Perundungan ini bertujuan mengganggu, merendahkan, membuat marah, menakuti atau mempermalukan targetnya.

Perkembangan teknologi membuat cyberbullying makin marak. Tak sedikit, korbannya merupakan anak-anak yang seringkali luput dari penjagaan.

Nah, berikut ini enam cara menghadapi cyberbullying dikutip dari akun Instagram @ditsmp.kemendikdasmen:

6 cara menghadapi cyberbullying

1. Berani melapor

Jangan takut melapor ke pihak berwenang, seperti guru, orang tua, atau administrator platform online yang menjadi tempat intimidasi terjadi. Dengan bercerita kepada orang lain yang dipercaya, mereka dapat membantu mengatasi masalah dan melindungi dari ancaman cyberbullying.

2. Jangan merespons balik

Jika mendapatkan komentar jahat atau pesan teks yang tidak pantas, jangan meresponnya dengan cara yang sama. Hal ini hanya akan memperburuk situasi dan memberikan kepuasan pada pelaku. Sebaiknya kelola dahulu pikiran dan perasaan yang dialami sehingga dapat mengambil langkah yang tepat untuk menuju solusi.

3. Blokir dan batasi kontak

Jika seseorang terus-menerus mengganggu kita di dunia maya, gunakan fitur yang tersedia di aplikasi tersebut seperti blokir, report (laporkan) atau mute (senyapkan). Fitur ini dapat membantu untuk memblokir atau membatasi kontak dan interaksi dengan pelaku cyberbullying. Dengan melakukannya akan mengurangi kemungkinan mendapatkan lebih banyak pesan atau serangan dari mereka.

4. Simpan bukti

Jika kita menjadi korban cyberbullying, sangat penting untuk menyimpan bukti ancaman atau pelecehan yang terjadi. Lakukan tangkapan layar pesan atau bukti komentar yang tidak pantas, lalu simpan sebagai bukti saat diperlukan ketika melaporkannya ke pihak yang berwenang.

5. Lindungi informasi pribadi

Pastikan untuk menjaga informasi pribadi tetap aman dan tidak terlihat oleh orang yang tidak dikenal. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi-potensi bahaya cyberbullying lebih lanjut. Hindari berbagai informasi seperti alamat, nomor telepon, atau informasi sensitif lainnya saat bermain sosial media atau di platform online terbuka lainnya.

6. Tingkatkan kesadaran

Berbagi pengalaman, saling mengedukasi dan mengingatkan seperti mengikuti kampanye kesadaran tentang cyberbullying dapat membantu menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan ramah.

Gunakanlah sosial media dengan bijak dan jauhi potensi-potensi lingkungan sosial media yang berbahaya. Pelajari dan sebarkan cara ini agar dapat melindungi keselamatan bermain sosial media untuk diri sendiri dan orang lain.

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.

The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making

The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.

Fajar Nurzaman

RECENT POSTS

CATEGORIES

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SUBSCRIBE US

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution

Copyright BlazeThemes. 2023

Update cookies preferences