/ Jun 01, 2025
Trending
[ad_1]
Beberapa waktu belakangan ini publik tengah heboh soal isu ikan sarden atau ikan makarel kemasan kaleng yang di dalamnya terdapat parasit cacing. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) awalnya menemukan parasit cacing di tiga merek sarden dan menarik produk tersebut dari pasaran.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM Penny Lukito telah mengumumkan 27 merek produk ikan makarel yang positif mengandung parasit cacing. Ke-27 merek itu terdiri atas 138 bets ikan makarel kalengan.
“Sebanyak 16 merek di antaranya merupakan impor dan 11 lainnya merupakan produk lokal,” ujarnya saat acara konferensi pers di gedung BPOM, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.
“Hasil pemeriksaan dan pengujian BPOM RI menemukan adanya cacing dengan kondisi mati pada produk ikan makarel dalam saus tomat atau sarden kaleng berukuran 425 gram,” kata Kepala BPOM Kepri Yosef Dwi Irwan, Kamis (22/3/2018) lalu.
Yosef mengatakan, produk sarden bercacing tak layak untuk dikonsumsi. “Masyarakat diimbau untuk lebih cermat dan hati-hati dalam membeli produk pangan. Selalu ingat cek “KLIK” (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi produk pangan,” ujarnya.
“Masyarakat yang menemukan produk bermasalah dapat menghubungi contact center Halo BPOM di nomor telepon 1-500-533 (pulsa lokal), SMS 0812-1-9999-533,” tambahnya.
BPOM pun melakukan penelitian lanjutan dan menemukan merek sarden lainnya yang bermasalah. Dari 541 sampel ikan sarden dari 66 merek, sebanyak 27 merek positif terdapat parasit cacing.
Berdasarkan data BPOM tertanggal 28 Maret 2018, berikut daftar nama produk ikan makarel kaleng 16 merek produk impor dan 11 merek produk dalam negeri yang ditemukan mengandung cacing tersebut:
Berikut daftar lengkapnya:
1. ABC
Produk lokal dari PT. Jerindo Jaya Abadi, dengan tiga nomor izin edar dalam jenis:
2. ABT
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
3. AYAM BRAND
Produk asal Singapura yang diimpor dan berkantor di Malaysia, dengan tiga nomor izin edar dalam jenis:
4. BOTAN
Produk lokal PT Indomaya Mas yang dikalengkan oleh PT Maya Muncar (food canning industry), dengan empat nomor izin edar dalam jenis:
Selain produk BOTAN, pengalengan merk GAGA Makarel dan MAYA Makarel juga dilakukan oleh PT Maya Muncar (food canning industry) ini.
Untuk eksport, merk yang digunakan adalah: RUBY dikirim ke New York, ANDREAS dikirim ke Boston, DEEP BLUE dikirim ke New York, CALIFORNIA GIRL dikirim ke San Fransisco serta masih ada lagi merk JACK POT serta EMPRESS. Selain dikalengkan oleh PT Maya Muncar, pengalengan BOTAN juga dilakukan oleh PT Bali Maya Permai.
5. CIP
Produk lokal PT Blambangan Foodpackers Indonesia, Banyuwangi, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
6. DONG WON
Produk impor dari Korea Selatan, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
7. DR FISH
Produk lokal, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
8. FARMERJACK
Produk yang impor dari perusahaan Zhang Zou Tan Co. Ltd, Tiongkok, dan didistribusikan oleh PT Prima Niaga Indomas, Batam, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
9. FIESTA SEAFOOD
Produk lokal, dengan tiga nomor izin edar dalam jenis:
10. GAGA
Produk lokal PT Maya Muncar, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
Selain produk GAGA, pengalengan merk MAYA Makarel dan BOTAN Makarel juga dilakukan oleh PT Maya Muncar (food canning industry) ini.
Untuk eksport, merk yang digunakan adalah: RUBY dikirim ke New York, ANDREAS dikirim ke Boston, DEEP BLUE dikirim ke New York, CALIFORNIA GIRL dikirim ke San Fransisco serta masih ada lagi merk JACK POT serta EMPRESS.
11. HOKI
Produk impor dari Tiongkok yang didistribusikan oleh PT. Interfood Sukses Jasindo, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
12. HOSEN
Produk impor dari Singapura yang didistribusikan oleh PT. Interfood Sukses Jasindo, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
13. IO
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
14. JOJO
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
15. KING’s FISHER
Produk lokal, yang dikalengkan oleh PT Bali Maya Permai (food canning industry), dengan satu nomor izin edar dalam jenis saus tomat:
16. LSC
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
17. MAYA
Produk lokal yang dikalengkan oleh PT Maya Muncar (food canning industry), dengan empat nomor izin edar dalam dua jenis:
Selain produk MAYA, pengalengan merk GAGA Makarel dan BOTAN Makarel juga dilakukan oleh PT Maya Muncar (food canning industry) ini.
Untuk eksport, merk yang digunakan adalah: RUBY dikirim ke New York, ANDREAS dikirim ke Boston, DEEP BLUE dikirim ke New York, CALIFORNIA GIRL dikirim ke San Fransisco serta masih ada lagi merk JACK POT serta EMPRESS.
18. NAGO / NAGOS
Produk impor yang didistribusikan oleh PT Marindo Mitra Perkasa, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
19. NARAYA
Produk impor yang didistribusikan oleh PT. Interfood Sukses Jasindo, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
20. PESCA
Produk lokal, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
21. POH SUNG
Produk impor dari Korea Selatan, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
22. PRONAS
Produk lokal, yang didistribusikan oleh PT Bahtera Wiraniaga Internusa, Bali, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
PRONAS adalah produk Malaysia yang pada masa lalu mendistribusikan makanan kaleng kepada tentara Jepang pada Perang Dunia-2
23. RANESA
Produk lokal, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
24. S&W
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
25. SEMPIO
Produk impor dari Korea Selatan, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
26. TLC
Produk impor dari Minneapolis, Amerika Serikat, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
27. TSC
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
BPOM telah menginstruksikan pemberhentian proses impor sementara terhadap produk-produk makarel kalengan yang terbukti mengandung parasit cacing itu. Pemberhentian impor ini dilakukan hingga ada audit dan pengujian sampel yang lebih besar lagi.
Sementara untuk produk dalam negeri, Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan telah ada instruksi agar produsen menyetop impor bahan baku dari luar negeri. “Instruksi itu ditujukan kepada produsen dan importir untuk melakukan penarikan seluruh produk mereka dari pasar,” ujarnya.
Ikan Sarden dengan Mackerel adalah jenis ikan yang berbeda
Produk ikan kalengan termasuk salah satu makanan olahan favorit yang biasa dikonsumsi masyarakat. Ikan olahan dengan tambahan saus yang dikemas dalam kaleng ini bisa berisi ikan Mackerel atau ikan Sarden. Meski kebanyakan masyarakat menyebut keduanya sebagai ikan sarden, namun sebenarnya ikan sarden dan ikan Mackerel adalah dua jenis ikan yang berbeda.
Perbedaan antara Ikan Sarden dengan Ikan Mackerel yang pada beberapa merk ditarik BPOM karena Mengandung Cacing, yang diantaranya adalah:
1. Ikan Sarden dengan Mackerel berbeda
Ikan Mackerel merupakan jenis ikan yang banyak di laut Atlantik dan masuk dalam keluarga Ikan Kembung dan Tenggiri atau masuk dalam klan Scombridae.
Sedangkan Ikan Sarden termasuk jenis ikan kecil yang banyak hidup di Laut Mediterania yang masuk dalam keluarga Clupeidae. Ikan Sarden termasuk ikan yang mengandung minyak tinggi, berukuran kecil dan sering disebut Ikan Herring.
2. Bentuk dan ukuran yang berbeda
Ikan Mackerel memiliki tubuh ramping, memanjang terdapat garis hitam memanjang dan mempunyai ukuran lebih besar. Sedangkan Ikan Sarden (Ikan Herring) mempunyai tubuh yang dilapisi sisik berwarna perak dengan bagian daging berwarna gelap dan masuk dalam kelompok ikan berukuran kecil.
Perbedaan Ikan Sarden atau Hering (kiri) dan Ikan Makarel (kanan). Dari daftar yang dikeluarkan BPOM sampai saat ini Ikan Sarden kalengan aman dikonsumsi.
3. Harga yang berbeda
Ikan Mackerel hidup di perairan dalam dan lebih sulit ditangkap, hal ini membuat harganya yang lebih mahal. Ikan Sarden (Ikan Herring) hidup berkelompok, populasinya sangat banyak dan lebih mudah ditangkap, sehingga harganya lebih terjangkau.
4. Ikan Sarden kalengan aman dikonsumsi
Merujuk dari daftar 27 merk Ikan Mackerel kalengan yang ditarik BPOM sampai saat ini, maka Ikan Sarden (Ikan Herring) kalengan aman dikonsumsi. Tetapi tetap harus dimasak dengan suhu tinggi sebelum dikonsumsi, dan sebaiknya di lakukan pengecekan terlebih dahulu.
Ringkasan:
Gejala, Cara Mengobati dan Mencegah Cacing Pita
Banyak orang beranggapan bahwa cacing pita hanya bisa menular pada hewan, seperti kucing, anjing atau babi. Namun, ternyata manusia juga bisa terinfeksi jika menyantap daging atau ikan mentah.
Mengonsumsi makanan atau air yang mengandung larva atau telur cacing pita merupakan penyebab terjadinya infeksi cacing pita. Untuk makanan kaleng, ikan-ikan yang dimasak dan jadi produk kalengan itu juga bisa terindikasi terjangkit cacing pita.
1. Gejala cacing pita yang terlanjur masuk tubuh
Dilansir dari alodokter, infeksi akibat cacing pita sebenarnya termasuk dalam golongan ringan. Namun, selanjutnya bisa berbahaya jika cacing pita itu bisa keluar dari saluran pencernaan.
Yang paling gawat, bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk sistiserkosis (cysticercosis) yaitu infeksi jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan epilepsi.
Gejala yang timbul dari infeksi akibat cacing pita diantaranya mual, sakit perut, kehilangan nafsu makan, diare, berat badan turun dan menurunnya kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi makanan.
Sementara itu, gejala infeksi invasif akibat cacing pita memiliki kemungkinan menyebabkan kerusakan organ dan jaringan.
Gejala yang ditimbulkan seperti demam, timbulnya benjolan atau kista, reaksi alergi, infeksi bakteri, hingga gejala gangguan syaraf seperti kejang. Infeksi yang disebabkan cacing pita dewasa dapat dikenali dari tinja yang mengandung telur ataupun bagian-bagian tubuh cacing pita.
Tinja dari seseorang yang diduga menderita infeksi cacing pita, sebaiknya diperiksa di laboratorium. Kemungkinan dokter juga akan memerika area sekitar anus untuk mencari keberadaaan telur atau bentuk larva cacing pita.
2. Cara mengatasi cacing pita
Infeksi cacing pita dapat diperiksa menggunakan sinar-X, ultra sound, CT-scan, ataupun MRI. Pemeriksaan lain juga mungkin dilakukan, seperti tes darah atau tesfungsi hati.
Umumnya pengobatan akibat cacing pita adalah obat oral. Obat ini akan membasmi cacing pita dan akan dikeluarkan bersama dengan tinja.
Jika cacing pita tergolong besar, kemungkinan penderita mengalami kram perut saat proses tersebut. Dokter akan mengecek ulang tinja sekitar tiga bulan setelah pengecekan pertama, yaitu saat pengobatan selesai.
Cacing pita diobati dengan tiga obat generik: “praziquantel”, “albendazole”, dan “nitazoxanide”. Perbedaan pemberian obat akan tergantung pada jenis infeksi yang menjangkiti Anda.
3. Mencegah Penyebaran
Membiasakan mencuci tangan dengan air dan sabun, sebelum memasak dan makan dapat membantu mengurangi risiko infeksi cacing pita. Selain itu, beberapa hal lain yang dapat dilakukan adalah:
Infeksi cacing pita seringkali tidak menimbulkan gejala khas yang disadari. Jika Anda mencurigai mengalami hal tersebut, periksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. (IndoCropCircles.com)
Pustaka:
VIDEO:
27 Produk Sardin Yang mengandungi Cacing [youtube https://www.youtube.com/watch?v=ZC1bypaUx5M?version=3&rel=1&fs=1&autohide=2&showsearch=0&showinfo=1&iv_load_policy=1&wmode=transparent&w=640&h=390]
Waspada Cacing Dalam Ikan Kaleng [youtube https://www.youtube.com/watch?v=97_R9t9dKts?version=3&rel=1&fs=1&autohide=2&showsearch=0&showinfo=1&iv_load_policy=1&wmode=transparent&w=640&h=390]
Artikel Lainnya:
[Depopulasi Dunia] Codex Alimentarius: Menguasai Produk Makanan Berarti Mengontrol Manusia!
Inilah 6 Makanan Jahat Utama Biang Keladi Penyebab Kanker
Karyawan ‘Fast Food’ Mengatakan: “Jangan Pesan Makanan Ini!”
Menguak Fakta 10 Makanan Buatan AS Yang Ditolak Di Negara Lain
Terkuak! Inilah 15 Bahan Yang Jarang Diketahui di Dalam Makanan Siap Saji
Kebohongan Monsanto Pembuat GMO (Genetically Modified Organism)
((( IndoCropCircles.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))
[ad_2]
Source link
[ad_1]
Beberapa waktu belakangan ini publik tengah heboh soal isu ikan sarden atau ikan makarel kemasan kaleng yang di dalamnya terdapat parasit cacing. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) awalnya menemukan parasit cacing di tiga merek sarden dan menarik produk tersebut dari pasaran.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM Penny Lukito telah mengumumkan 27 merek produk ikan makarel yang positif mengandung parasit cacing. Ke-27 merek itu terdiri atas 138 bets ikan makarel kalengan.
“Sebanyak 16 merek di antaranya merupakan impor dan 11 lainnya merupakan produk lokal,” ujarnya saat acara konferensi pers di gedung BPOM, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.
“Hasil pemeriksaan dan pengujian BPOM RI menemukan adanya cacing dengan kondisi mati pada produk ikan makarel dalam saus tomat atau sarden kaleng berukuran 425 gram,” kata Kepala BPOM Kepri Yosef Dwi Irwan, Kamis (22/3/2018) lalu.
Yosef mengatakan, produk sarden bercacing tak layak untuk dikonsumsi. “Masyarakat diimbau untuk lebih cermat dan hati-hati dalam membeli produk pangan. Selalu ingat cek “KLIK” (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi produk pangan,” ujarnya.
“Masyarakat yang menemukan produk bermasalah dapat menghubungi contact center Halo BPOM di nomor telepon 1-500-533 (pulsa lokal), SMS 0812-1-9999-533,” tambahnya.
BPOM pun melakukan penelitian lanjutan dan menemukan merek sarden lainnya yang bermasalah. Dari 541 sampel ikan sarden dari 66 merek, sebanyak 27 merek positif terdapat parasit cacing.
Berdasarkan data BPOM tertanggal 28 Maret 2018, berikut daftar nama produk ikan makarel kaleng 16 merek produk impor dan 11 merek produk dalam negeri yang ditemukan mengandung cacing tersebut:
Berikut daftar lengkapnya:
1. ABC
Produk lokal dari PT. Jerindo Jaya Abadi, dengan tiga nomor izin edar dalam jenis:
2. ABT
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
3. AYAM BRAND
Produk asal Singapura yang diimpor dan berkantor di Malaysia, dengan tiga nomor izin edar dalam jenis:
4. BOTAN
Produk lokal PT Indomaya Mas yang dikalengkan oleh PT Maya Muncar (food canning industry), dengan empat nomor izin edar dalam jenis:
Selain produk BOTAN, pengalengan merk GAGA Makarel dan MAYA Makarel juga dilakukan oleh PT Maya Muncar (food canning industry) ini.
Untuk eksport, merk yang digunakan adalah: RUBY dikirim ke New York, ANDREAS dikirim ke Boston, DEEP BLUE dikirim ke New York, CALIFORNIA GIRL dikirim ke San Fransisco serta masih ada lagi merk JACK POT serta EMPRESS. Selain dikalengkan oleh PT Maya Muncar, pengalengan BOTAN juga dilakukan oleh PT Bali Maya Permai.
5. CIP
Produk lokal PT Blambangan Foodpackers Indonesia, Banyuwangi, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
6. DONG WON
Produk impor dari Korea Selatan, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
7. DR FISH
Produk lokal, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
8. FARMERJACK
Produk yang impor dari perusahaan Zhang Zou Tan Co. Ltd, Tiongkok, dan didistribusikan oleh PT Prima Niaga Indomas, Batam, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
9. FIESTA SEAFOOD
Produk lokal, dengan tiga nomor izin edar dalam jenis:
10. GAGA
Produk lokal PT Maya Muncar, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
Selain produk GAGA, pengalengan merk MAYA Makarel dan BOTAN Makarel juga dilakukan oleh PT Maya Muncar (food canning industry) ini.
Untuk eksport, merk yang digunakan adalah: RUBY dikirim ke New York, ANDREAS dikirim ke Boston, DEEP BLUE dikirim ke New York, CALIFORNIA GIRL dikirim ke San Fransisco serta masih ada lagi merk JACK POT serta EMPRESS.
11. HOKI
Produk impor dari Tiongkok yang didistribusikan oleh PT. Interfood Sukses Jasindo, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
12. HOSEN
Produk impor dari Singapura yang didistribusikan oleh PT. Interfood Sukses Jasindo, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
13. IO
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
14. JOJO
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
15. KING’s FISHER
Produk lokal, yang dikalengkan oleh PT Bali Maya Permai (food canning industry), dengan satu nomor izin edar dalam jenis saus tomat:
16. LSC
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
17. MAYA
Produk lokal yang dikalengkan oleh PT Maya Muncar (food canning industry), dengan empat nomor izin edar dalam dua jenis:
Selain produk MAYA, pengalengan merk GAGA Makarel dan BOTAN Makarel juga dilakukan oleh PT Maya Muncar (food canning industry) ini.
Untuk eksport, merk yang digunakan adalah: RUBY dikirim ke New York, ANDREAS dikirim ke Boston, DEEP BLUE dikirim ke New York, CALIFORNIA GIRL dikirim ke San Fransisco serta masih ada lagi merk JACK POT serta EMPRESS.
18. NAGO / NAGOS
Produk impor yang didistribusikan oleh PT Marindo Mitra Perkasa, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
19. NARAYA
Produk impor yang didistribusikan oleh PT. Interfood Sukses Jasindo, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
20. PESCA
Produk lokal, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
21. POH SUNG
Produk impor dari Korea Selatan, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
22. PRONAS
Produk lokal, yang didistribusikan oleh PT Bahtera Wiraniaga Internusa, Bali, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
PRONAS adalah produk Malaysia yang pada masa lalu mendistribusikan makanan kaleng kepada tentara Jepang pada Perang Dunia-2
23. RANESA
Produk lokal, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
24. S&W
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
25. SEMPIO
Produk impor dari Korea Selatan, dengan dua nomor izin edar dalam jenis:
26. TLC
Produk impor dari Minneapolis, Amerika Serikat, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
27. TSC
Produk impor, dengan satu nomor izin edar dalam jenis:
BPOM telah menginstruksikan pemberhentian proses impor sementara terhadap produk-produk makarel kalengan yang terbukti mengandung parasit cacing itu. Pemberhentian impor ini dilakukan hingga ada audit dan pengujian sampel yang lebih besar lagi.
Sementara untuk produk dalam negeri, Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan telah ada instruksi agar produsen menyetop impor bahan baku dari luar negeri. “Instruksi itu ditujukan kepada produsen dan importir untuk melakukan penarikan seluruh produk mereka dari pasar,” ujarnya.
Ikan Sarden dengan Mackerel adalah jenis ikan yang berbeda
Produk ikan kalengan termasuk salah satu makanan olahan favorit yang biasa dikonsumsi masyarakat. Ikan olahan dengan tambahan saus yang dikemas dalam kaleng ini bisa berisi ikan Mackerel atau ikan Sarden. Meski kebanyakan masyarakat menyebut keduanya sebagai ikan sarden, namun sebenarnya ikan sarden dan ikan Mackerel adalah dua jenis ikan yang berbeda.
Perbedaan antara Ikan Sarden dengan Ikan Mackerel yang pada beberapa merk ditarik BPOM karena Mengandung Cacing, yang diantaranya adalah:
1. Ikan Sarden dengan Mackerel berbeda
Ikan Mackerel merupakan jenis ikan yang banyak di laut Atlantik dan masuk dalam keluarga Ikan Kembung dan Tenggiri atau masuk dalam klan Scombridae.
Sedangkan Ikan Sarden termasuk jenis ikan kecil yang banyak hidup di Laut Mediterania yang masuk dalam keluarga Clupeidae. Ikan Sarden termasuk ikan yang mengandung minyak tinggi, berukuran kecil dan sering disebut Ikan Herring.
2. Bentuk dan ukuran yang berbeda
Ikan Mackerel memiliki tubuh ramping, memanjang terdapat garis hitam memanjang dan mempunyai ukuran lebih besar. Sedangkan Ikan Sarden (Ikan Herring) mempunyai tubuh yang dilapisi sisik berwarna perak dengan bagian daging berwarna gelap dan masuk dalam kelompok ikan berukuran kecil.
Perbedaan Ikan Sarden atau Hering (kiri) dan Ikan Makarel (kanan). Dari daftar yang dikeluarkan BPOM sampai saat ini Ikan Sarden kalengan aman dikonsumsi.
3. Harga yang berbeda
Ikan Mackerel hidup di perairan dalam dan lebih sulit ditangkap, hal ini membuat harganya yang lebih mahal. Ikan Sarden (Ikan Herring) hidup berkelompok, populasinya sangat banyak dan lebih mudah ditangkap, sehingga harganya lebih terjangkau.
4. Ikan Sarden kalengan aman dikonsumsi
Merujuk dari daftar 27 merk Ikan Mackerel kalengan yang ditarik BPOM sampai saat ini, maka Ikan Sarden (Ikan Herring) kalengan aman dikonsumsi. Tetapi tetap harus dimasak dengan suhu tinggi sebelum dikonsumsi, dan sebaiknya di lakukan pengecekan terlebih dahulu.
Ringkasan:
Gejala, Cara Mengobati dan Mencegah Cacing Pita
Banyak orang beranggapan bahwa cacing pita hanya bisa menular pada hewan, seperti kucing, anjing atau babi. Namun, ternyata manusia juga bisa terinfeksi jika menyantap daging atau ikan mentah.
Mengonsumsi makanan atau air yang mengandung larva atau telur cacing pita merupakan penyebab terjadinya infeksi cacing pita. Untuk makanan kaleng, ikan-ikan yang dimasak dan jadi produk kalengan itu juga bisa terindikasi terjangkit cacing pita.
1. Gejala cacing pita yang terlanjur masuk tubuh
Dilansir dari alodokter, infeksi akibat cacing pita sebenarnya termasuk dalam golongan ringan. Namun, selanjutnya bisa berbahaya jika cacing pita itu bisa keluar dari saluran pencernaan.
Yang paling gawat, bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk sistiserkosis (cysticercosis) yaitu infeksi jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan epilepsi.
Gejala yang timbul dari infeksi akibat cacing pita diantaranya mual, sakit perut, kehilangan nafsu makan, diare, berat badan turun dan menurunnya kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi makanan.
Sementara itu, gejala infeksi invasif akibat cacing pita memiliki kemungkinan menyebabkan kerusakan organ dan jaringan.
Gejala yang ditimbulkan seperti demam, timbulnya benjolan atau kista, reaksi alergi, infeksi bakteri, hingga gejala gangguan syaraf seperti kejang. Infeksi yang disebabkan cacing pita dewasa dapat dikenali dari tinja yang mengandung telur ataupun bagian-bagian tubuh cacing pita.
Tinja dari seseorang yang diduga menderita infeksi cacing pita, sebaiknya diperiksa di laboratorium. Kemungkinan dokter juga akan memerika area sekitar anus untuk mencari keberadaaan telur atau bentuk larva cacing pita.
2. Cara mengatasi cacing pita
Infeksi cacing pita dapat diperiksa menggunakan sinar-X, ultra sound, CT-scan, ataupun MRI. Pemeriksaan lain juga mungkin dilakukan, seperti tes darah atau tesfungsi hati.
Umumnya pengobatan akibat cacing pita adalah obat oral. Obat ini akan membasmi cacing pita dan akan dikeluarkan bersama dengan tinja.
Jika cacing pita tergolong besar, kemungkinan penderita mengalami kram perut saat proses tersebut. Dokter akan mengecek ulang tinja sekitar tiga bulan setelah pengecekan pertama, yaitu saat pengobatan selesai.
Cacing pita diobati dengan tiga obat generik: “praziquantel”, “albendazole”, dan “nitazoxanide”. Perbedaan pemberian obat akan tergantung pada jenis infeksi yang menjangkiti Anda.
3. Mencegah Penyebaran
Membiasakan mencuci tangan dengan air dan sabun, sebelum memasak dan makan dapat membantu mengurangi risiko infeksi cacing pita. Selain itu, beberapa hal lain yang dapat dilakukan adalah:
Infeksi cacing pita seringkali tidak menimbulkan gejala khas yang disadari. Jika Anda mencurigai mengalami hal tersebut, periksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. (IndoCropCircles.com)
Pustaka:
VIDEO:
27 Produk Sardin Yang mengandungi Cacing [youtube https://www.youtube.com/watch?v=ZC1bypaUx5M?version=3&rel=1&fs=1&autohide=2&showsearch=0&showinfo=1&iv_load_policy=1&wmode=transparent&w=640&h=390]
Waspada Cacing Dalam Ikan Kaleng [youtube https://www.youtube.com/watch?v=97_R9t9dKts?version=3&rel=1&fs=1&autohide=2&showsearch=0&showinfo=1&iv_load_policy=1&wmode=transparent&w=640&h=390]
Artikel Lainnya:
[Depopulasi Dunia] Codex Alimentarius: Menguasai Produk Makanan Berarti Mengontrol Manusia!
Inilah 6 Makanan Jahat Utama Biang Keladi Penyebab Kanker
Karyawan ‘Fast Food’ Mengatakan: “Jangan Pesan Makanan Ini!”
Menguak Fakta 10 Makanan Buatan AS Yang Ditolak Di Negara Lain
Terkuak! Inilah 15 Bahan Yang Jarang Diketahui di Dalam Makanan Siap Saji
Kebohongan Monsanto Pembuat GMO (Genetically Modified Organism)
((( IndoCropCircles.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))
[ad_2]
Source link
It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.
It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.
The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making
The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.
Sang Pembelajar
It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution
Copyright BlazeThemes. 2023