Bukan Kartini Saja, Ini 8 Perempuan Hebat Indonesia di Masa Lalu

Sosok Raden Ajeng (R.A) Kartini sudah tidak asing lagi. Kartini banyak memperjuangkan hak perempuan Indonesia di masa silam sampai-sampai dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita.

Tak cuma memperjuangkan hak perempuan dalam bersuara, Kartini juga mendukung hak-hak lainnya hingga urusan pendidikan. Kartini muncul dengan ide-ide progresif yang melampaui zaman.

Kartini merupakan sebuah titik awal bagi kaum perempuan untuk ikut berjuang melalui pemikiran dan menyuarakan hak-haknya. Peringatan Hari Kartini mesti menjadi renungan bagi kaum perempuan seberapa besar emansipasi dapat dimaknai dan mampu membawa perubahan lebih baik.

Tak cuma RA Kartini, di masa lalu ada sederet perempuan Indonesia yang tak kalah hebatnya lho. Yuk kenalan dengan wanita hebat Indonesia dikutip dari laman Kemdikbud:

1. Dewi Sartika

Dewi Sartika merupakan salah satu tokoh perintis pendidikan bagi kaum perempuan di tanah Sunda. Dia mendirikan sekolah bagi perempuan yang dinamakan Sakola Kautamaan Istri.

2. H.R Rasuna Said

Hajjah Rangkayo Rasuna Said merupakan seorang pejuang perempuan yang gigih dalam memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Setelah kemerdekaan Indonesia, Rasuna Said duduk sebagai Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat.

3. S.K Trimurti

Memiliki nama lengkap Surastri Karma Trimurti, tokoh ini dikenal sebagai wartawan, penulis dan guru Indonesia. Ia dikenal telah mengambil bagian dalam gerakan kemerdekaan Indonesia  terhadap penjajahan Belanda.

4. Maria Walanda Maramis

Maria merupakan tokoh pejuang pendidikan perempuan dari Minahasa yang mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Percintaan Ibu kepada Anak Turunannya (PIKAT). Organisasi ini mengajarkan cara-cara mengatur rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bagi dan pekerjaan tangan.

5. Siti Walidah

Siti Walidah mendirikan Sopo Tresno, dia dan suaminya bergantian memimpin kelompok membaca dan mengajarkan Al-Qur’an. Dia juga fokus pada ayat Al-Qur’an yang membahas isu perempuan hingga kelompok ini berganti nama Aisyiyah.

6. Opu Daeng Risadju

Pada tahun 1927, Opu tertarik memasuki organisasi politik Partai Sarekat Islam Indonesia cabang Pare-pare. Pada masa revolusi, Opu kembali aktif bersama pemuda Sulawesi Selatan untuk melawan NICA yang ingin menjajah Indonesia.

7. Rohana Kudus

Rohana Kudus adalah perempuan multitalenta yang mempelopori emansipasi kaum perempuan. Dia adalah seorang guru, pendiri sekolah perempuan, penulis, wirausaha dan juga pemimpin redaksi dari berbagai surat kabar perempuan.

8. Rahma El Yunisiyah

Rahma El Yunisiyah adalah tokoh ulama perempuan dari Sumatera Barat yang mendirikan perguruan Diniyah Putri Padang Panjang. Ia juga merupakan perempuan pertama yang mendapat gelar Syaikhah dari Universitas Al-Azhar Mesir pada tahun 1957.

Itulah delapan perempuan Indonesia hebat di masa lalu. Kerena ya mereka?

Sosok Raden Ajeng (R.A) Kartini sudah tidak asing lagi. Kartini banyak memperjuangkan hak perempuan Indonesia di masa silam sampai-sampai dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita.

Tak cuma memperjuangkan hak perempuan dalam bersuara, Kartini juga mendukung hak-hak lainnya hingga urusan pendidikan. Kartini muncul dengan ide-ide progresif yang melampaui zaman.

Kartini merupakan sebuah titik awal bagi kaum perempuan untuk ikut berjuang melalui pemikiran dan menyuarakan hak-haknya. Peringatan Hari Kartini mesti menjadi renungan bagi kaum perempuan seberapa besar emansipasi dapat dimaknai dan mampu membawa perubahan lebih baik.

Tak cuma RA Kartini, di masa lalu ada sederet perempuan Indonesia yang tak kalah hebatnya lho. Yuk kenalan dengan wanita hebat Indonesia dikutip dari laman Kemdikbud:

1. Dewi Sartika

Dewi Sartika merupakan salah satu tokoh perintis pendidikan bagi kaum perempuan di tanah Sunda. Dia mendirikan sekolah bagi perempuan yang dinamakan Sakola Kautamaan Istri.

2. H.R Rasuna Said

Hajjah Rangkayo Rasuna Said merupakan seorang pejuang perempuan yang gigih dalam memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Setelah kemerdekaan Indonesia, Rasuna Said duduk sebagai Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat.

3. S.K Trimurti

Memiliki nama lengkap Surastri Karma Trimurti, tokoh ini dikenal sebagai wartawan, penulis dan guru Indonesia. Ia dikenal telah mengambil bagian dalam gerakan kemerdekaan Indonesia  terhadap penjajahan Belanda.

4. Maria Walanda Maramis

Maria merupakan tokoh pejuang pendidikan perempuan dari Minahasa yang mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Percintaan Ibu kepada Anak Turunannya (PIKAT). Organisasi ini mengajarkan cara-cara mengatur rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bagi dan pekerjaan tangan.

5. Siti Walidah

Siti Walidah mendirikan Sopo Tresno, dia dan suaminya bergantian memimpin kelompok membaca dan mengajarkan Al-Qur’an. Dia juga fokus pada ayat Al-Qur’an yang membahas isu perempuan hingga kelompok ini berganti nama Aisyiyah.

6. Opu Daeng Risadju

Pada tahun 1927, Opu tertarik memasuki organisasi politik Partai Sarekat Islam Indonesia cabang Pare-pare. Pada masa revolusi, Opu kembali aktif bersama pemuda Sulawesi Selatan untuk melawan NICA yang ingin menjajah Indonesia.

7. Rohana Kudus

Rohana Kudus adalah perempuan multitalenta yang mempelopori emansipasi kaum perempuan. Dia adalah seorang guru, pendiri sekolah perempuan, penulis, wirausaha dan juga pemimpin redaksi dari berbagai surat kabar perempuan.

8. Rahma El Yunisiyah

Rahma El Yunisiyah adalah tokoh ulama perempuan dari Sumatera Barat yang mendirikan perguruan Diniyah Putri Padang Panjang. Ia juga merupakan perempuan pertama yang mendapat gelar Syaikhah dari Universitas Al-Azhar Mesir pada tahun 1957.

Itulah delapan perempuan Indonesia hebat di masa lalu. Kerena ya mereka?

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.

The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making

The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy.

Fajar Nurzaman

RECENT POSTS

CATEGORIES

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SUBSCRIBE US

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution

Copyright BlazeThemes. 2023

Update cookies preferences