1. Dewi Sartika
Dewi Sartika merupakan salah satu tokoh perintis pendidikan bagi kaum perempuan di tanah Sunda. Dia mendirikan sekolah bagi perempuan yang dinamakan Sakola Kautamaan Istri.
2. H.R Rasuna Said
Hajjah Rangkayo Rasuna Said merupakan seorang pejuang perempuan yang gigih dalam memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Setelah kemerdekaan Indonesia, Rasuna Said duduk sebagai Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat.
3. S.K Trimurti
Memiliki nama lengkap Surastri Karma Trimurti, tokoh ini dikenal sebagai wartawan, penulis dan guru Indonesia. Ia dikenal telah mengambil bagian dalam gerakan kemerdekaan Indonesia terhadap penjajahan Belanda.
4. Maria Walanda Maramis
Maria merupakan tokoh pejuang pendidikan perempuan dari Minahasa yang mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Percintaan Ibu kepada Anak Turunannya (PIKAT). Organisasi ini mengajarkan cara-cara mengatur rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bagi dan pekerjaan tangan.
5. Siti Walidah
Siti Walidah mendirikan Sopo Tresno, dia dan suaminya bergantian memimpin kelompok membaca dan mengajarkan Al-Qur’an. Dia juga fokus pada ayat Al-Qur’an yang membahas isu perempuan hingga kelompok ini berganti nama Aisyiyah.
6. Opu Daeng Risadju
Pada tahun 1927, Opu tertarik memasuki organisasi politik Partai Sarekat Islam Indonesia cabang Pare-pare. Pada masa revolusi, Opu kembali aktif bersama pemuda Sulawesi Selatan untuk melawan NICA yang ingin menjajah Indonesia.
7. Rohana Kudus
Rohana Kudus adalah perempuan multitalenta yang mempelopori emansipasi kaum perempuan. Dia adalah seorang guru, pendiri sekolah perempuan, penulis, wirausaha dan juga pemimpin redaksi dari berbagai surat kabar perempuan.
8. Rahma El Yunisiyah
Rahma El Yunisiyah adalah tokoh ulama perempuan dari Sumatera Barat yang mendirikan perguruan Diniyah Putri Padang Panjang. Ia juga merupakan perempuan pertama yang mendapat gelar Syaikhah dari Universitas Al-Azhar Mesir pada tahun 1957.
Itulah delapan perempuan Indonesia hebat di masa lalu. Kerena ya mereka?